Jumaat, 20 Disember 2013

nova unicorn III 2 sim 3g RM315

nova unicorn iii - 2 sim 3g
7 inch capacitive touch screen MTK 6572 Dual core Dual Sim android 4.2 Bluetooth tablet phone 3G internet 
pos/cod/dtg kedai (summit usj)
rm315-jualan hujung tahun
5% diskaun if beli 2 unit



Agen jualan/dropship dicari
Penghantaran terus ke rumah (cod)/dtg kedai (self collect)/pos

0178537003 (aliff)- HQ/selangor (USJ)
0123737690 (azree)-melaka (jasin)
0189652003 (nana)-n9 (tampin)
0105391882 (aiman)-JOHOR (batu pahat)
0148869675 (fazree)-sarawak (mukah)
0198144188 (norizan)-sarawak (miri)
0192025900 (zaid)- selangor (banting)
0173824048 (hajar)- selangor (serdang)
0199263011 (asma)- terengganu (dungun)
0139713481 (hezrey)- kelantan (kota bharu)

REAL SHOP REAL PEOPLE.. READY STOCK.. SELF COLLECT ANY TIME..WE OPEN EVERYDAY 11AM TO 9PM.

///////////////SHOP LOCATION //////////////

Pusat Latihan Komputer Teguh Remote IT,
Lot 3033, Jalan Jus Perdana 1,
Taman Jus Perdana, 77500
Selandar, Melaka

=============SELANGOR===========
LOT 2.09 THE SUMMIT
USJ, 47600 SUBANG JAYA,

Features:
1)7 inch capacitive screen, 800*480px
2) MTK6572 3G Dual Core Tablet 
3) Android 4.2.2 OS
4) Color: orange/blue/white/black
5) ram 512MB/rom 4GB
6) 2G Built in ,GSM 850/900/1800/1900MHZ / 3G Built in ,WCDMA 2100 MHz

Specifications:
Display: 7" Capacitive touch screen, Resolution: 800*480px, multi-touch
Extend Port: Earphone jack, Micro USB, TF card, 2 Sim card
Support: Built-in 3G and 2G Telephone function; 
GSM: 850/900/1800/1900 MHZ
CPU: MTK 6572 DUAL CORE
OS: Google Android 4.2.2
Internal RAM: DDR3 512MB
Internal ROM: 4GB
Dual Camera: 1.3MP front camera, rear camera 2.0MP
Battery Capacity: 3.7V 3650mah
Wi-Fi: 802.11(a/b/g/n)
Back cover is removable
Bluetooth: Support; AGPS: Support; FM: Support
Extend Port: 1 *TF card slot, 1 * Micro USB port, 1 x 3.5mm Earphone port, 2 * SIM Card;
MID button: 1* Power button; 2* vol+ -;
Applications: MSN, Skype, Gmail, Apps from Android Market
G-Sensor: All gravity induction
Earphone Interface: 3.5mm
Email and Browser: Support, built in
Language: English, Spanish, French, Croatian, Italian, Latvian, Lithuanian, Hungarian, Malay, Norwegian, Polish, Portuguese, Roman, Slovenian, Finnish, Swedish, Swahili, Vietnamese, Zulu, Greek, Ukrainian, Russian, Serbian, Bulgarian, Hebrew, Arabic, Turkish, Persian, Thai, Bengali, Japanese, Simplified Chinese, Traditional Chinese
Products size: 189x110x9mm; Gift box: 235*155*45mm;N.W/G.W:268G/469G

Accessories: 
1*charger 
1*User manual 
1*USB cable 
1*OTG cable

---Poslaju Rm10 to all Malaysia----
mohd aliff bin mohd ali
1. MAYBANK 161172088821
2. CIMB 04070021184522

---------------COD Location------------
(CHARGE RM10-RM15 DEPENDS LOCATION)
Usj, Subang jaya,Shah Alam, Sunway, Damansara, PJ, Puchong, Putrajaya, Klang, Sungai Buloh,Kajang,Bangi, KL


♥♥♥ :: ♥|LIKE|SHARE|COMMENT Navigate jasin ::. ツ ♥♥♥

-sahabatmu aiman-

*WishUmyNakama*

Khamis, 12 Disember 2013

Khalifah Bumi - Pemimpin Adil Berani Mati

Kerinduan masyarakat terhadap pemimpin adil sama dengan kerinduan mereka terhadap tanah lapang yang hijau dan sejuk. Tempat mata meraih keindahannya. Tempat nafas menarik dalam kesejukannya. Tempat hati melepas kepenatannya. Atau bahkan lebih dari itu semua...
Apalagi hari ini. Ketika pencarian masyarakat terbentuk dari permainan demokrasi warisan jahiliah majusi. Dicerminkan pada sikap apatis terhadap semua bentuk pemilihan pemimpin. Karena mereka telah kecewa. Harapan yang muncul hanya sandiwara pentas opera fatamorgana raja kertas empunya kuasa... Kata janji dihentam oleh badai dusta. Tak tersisa. Yang menang, menjadi petualang, yang kalah membentuk barah, bernanah dan kian parah...
Kemunculan pemimpin adil ini harus diusahakan terus. Dicari di tumpukan jerami, walau hanya sekecil jarum.
Siapapun yang akan muncul menjadi pemimpin adil, apalagi di tengah kumuhnya sistem dan kepemimpinan, tulisan ini memberikan rambu sejarah yang akan terulang di sepanjang sejarah.
Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali) adalah contoh para pemimpin teradil di muka bumi ini, setelah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Merekalah para pemimpin yang disebut oleh Nabi sebagai pemimpin yang mendapatkan bimbingan Allah. Pemimpin yang menerapkan syariat Islam dengan utuh dan adil terhadap rakyatnya. Keadilannya, tidak pernah dijumpai dalam sejarah hidup pemimpin manapun di muka bumi ini.
Tetapi mereka semua meninggal dengan cara yang tragis!
Inilah kematian mereka satu per satu dalam rakaman sejarah Islam. Setelah mereka mempersembahkan kepemimpinan yang membuat langit memuji mereka.
Abu Bakar Diracun oleh Yahudi?
Para ulama berbeda pendapat tentang penyebab kematian Abu Bakar. Ada yang berpendapat bahwa sebab kematian Abu Bakar adalah sakit yang disebabkan oleh karena beliau mandi pada cuaca yang sangat dingin.
Tetapi ada yang berpendapat bahwa Abu Bakar meninggal karena diracun oleh Yahudi setahun sebelum wafatnya. Sebagaimana yang bisa kita baca dalam kitab tarikh al-Khulafa’ (1/74, MS) karangan Imam as-Suyuthi dan tarikh ath-Thabari.
As-Suyuthi berkata, “Ibnu Sa’ad dan al-Hakim meriwayatkan dengan sanad shahih dari Ibnu Syihab bahwa Abu Bakar dan al-Harits bin Kildah makan makanan yang dihadiahkan kepada Abu Bakar. al-Harits berkata: Angkat tanganmu wahai khalifah Rasulillah. Demi Allah di makanan ini ada racun yang membunuh dalam setahun. Saya dan Anda akan mati pada satu hari yang sama.
Abu Bakar berhenti memakannya. Keduanya terus sakit hingga meninggal pada satu hari yang sama dengan berakhirnya hitungan satu tahun.”
Untuk menguatkan riwayat ini, as-Suyuthi menukil pernyataan ulama ternama asy-Sya’bi. As-Suyuthi berkata: Al-Hakim meriwayatkan dari Sya’bi, dia berkata, “Apa yang kita harapkan dari dunia yang hina ini. Telah diracun Rasulullah, demikian pula Abu Bakar.”
Setelah itu, as-Suyuthi menyebutkan pendapat kedua. Di mana al-Waqidi dan al-Hakim meriwayatkan dari Aisyah yang berkata, “Permulaan sakitnya Abu Bakar yaitu dia mandi pada Hari Senin 7 Jumadil Akhir. Saat itu cuaca sangat dingin. Hal itu menyebabkannya demam selama 15 hari. Sehingga tidak bisa keluar untuk shalat. Dan wafat pada malam Selasa 8 malam yang terakhir di Bulan Jumadil Akhir tahun 13 dalam usia 63 tahun.”
Para ulama sejarah memperbincangkan kedua penyebab ini. Masing-masing mencoba mengambil yang dianggapnya lebih kuat. Atau seperti as-Suyuthi yang menyebutkan kedua pendapat sekaligus.
Jika kita mengambil pendapat pertama yaitu sebab diracun, maka ini semakin menambah panjang daftar kematian pemimpin adil dengan cara mengenaskan. Kalau kita mengambil pendapat yang kedua yaitu sebab sakit, maka seakan sejarah Abu Bakar ingin mengatakan bahwa hanya dia dari 4 khulafaur rasyidin yang meninggal karena sakit. Tetapi 3 pemimpin adil lainnya harus mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis.
Umar Ditikam oleh Majusi
Pagi itu bukan hanya Umar yang ditusuk oleh Abu Lu’luah. Tetapi ada 13 orang lainnya. Dari mereka, 7 meninggal. Penusukan yang telah ditargetkan oleh Abu Lu’luah yang beragama majusi berdasarkan dendam terhadap Umar dan juga muslimin.
DR. Ali Muhammad ash-Shalabi mengatakan bahwa bukti kuat kalau Abu Lu’luah bukan hanya memiliki dendam pribadi kepada Umar tetapi juga kepada muslimin adalah dia menusuk 13 muslimin yang sedang berjamaah Shalat Shubuh. “Kalaulah benar Umar telah berbuat dzalim kepadanya, tetapi apa dosa para shahabat yang dia tusuk. Dan aku berlindung kepada Allah menyebut Umar sebagai orang dzalim,” begitu Ali ash-Shalabi menjelaskan (Umar bin Khattab h. 644)
Abu Lu’luah adalah budaknya Mughirah bin Syu’bah. Di mana dia digaji setiap harinya 4 Dirham dengan kemampuannya sebagai seorang pembuat alat penggiling.
Sejarah menyebutkan bahwa dendam pribadi Abu Lu’luah ketika dia kecewa dengan keputusan Umar yang dirasa tidak adil saat dia mengadukan tuannya Mughirah. “Semua merasakan keadilannya (Umar), kecuali saya,” kata Abu Lu’luah.
Suatu saat Umar berkata, “Saya diancam oleh seorang budak.” Kalimat diucapkan setelah Abu Lu’luah berbicara kepada Umar, “Saya akan buatkan ‘alat penggilingan untukmu yang akan menjadi pembicaraan manusia.”
Maka, dia membuat senjata khusus untuk membunuh Umar. Sebuah pisau berkepala dua dengan pegangan di tengahnya yang telah dibubuhi racun. Umar mendapatkan 6 tusukan, salah satunya di bawah pusarnya.
Menjelang kematiannya, Umar diberitahu bahwa yang menusuknya adalah seorang majusi yang bernama Abu Lu’luah. Umar pun berkata, “Segala puji bagi Allah yang tidak menjadikan kematianku di tangan seorang yang mengaku muslim.”
Utsman Dibantai oleh Para Pemberontak
6 tahun pertama pemerintahan Utsman adalah pemerintahan yang begitu menyenangkan dan menentramkan seluruh manusia. Utsman yang lembut bertemu dengan kelanjutan kebijakan adil zaman Umar merupakan penyebab kenyamanan itu.
6 tahun kedua pemerintahannya, adalah merupakan tahun-tahun sulit penuh fitnah. Bahkan fitnah itu melebar hingga ke zaman kita dan sungguh tidak mudah diurai oleh masyarakat awam.
DR. Ali Muhammad ash-Shalabi (Utsman ibn Affan h. 146, MS) menukil dari ath-Thabari dalam Tarikh al-Umam w al-Muluk dan Ibnu al-Atsir dalam al-Kamil fi al-Tarikh keberadaan penggerak di balik layar fitnah yang ditujukan kepada Utsman. Orang itu adalah Abdullah bin Saba’, seorang yahudi dari Yaman yang berkeliling kota-kota Islam dari Hijaz, Bashrah, Kufah dan Syam untuk menyebarkan fitnah seputar Utsman. Tetapi dia gagal total. Hingga saat dia pergi ke Mesir, di sanalah fitnah itu mendapatkan pendukungnya. Dan menyebarlah fitnah itu…
Kelembutan Utsman, membuat fitnah begitu mudah merajalela tanpa penghalang berarti. Berbagai tuduhan menggelinding liar di kota-kota utama muslimin saat itu. Hingga para pemberontak itu pun menuju kota Madinah untuk menurunkan Utsman dari jabatannya. Ratusan orang berangkat ke Madinah dan mengepung rumah Utsman. Sekitar 40 hari Utman dikepung, dimulai dari bulan Syawwal 35 H. Hingga air pun mereka halangi untuk masuk ke rumah Utsman. Berbagai upaya para shahabat dan anak-anak mereka untuk melindungi Utsman tidak berdaya di hadapan tidak kurang dari 600 orang itu.
Hingga pada Waktu Ashar di Hari Jum’at 8 Dzulhijjah 35 H, para pemberontak itu berhasi l masuk ke dalam rumah Utsman melalui pintu lain. Kening Utsman ditusuk, bagian bawah telinganya ditusuk hingga masuk ke kerongkongan, kemudian pedang diayunkan untuk menebas utsman, robohlah Utsman dan melompatlah Amr bin Hamaq menindih dada Utsman dengan menghunjamkan 9 tusukan.
Utsman pun syahid, persis seperti yang pernah disampaikan oleh Rasul saat beliau masih hidup. Mushaf yang sedang dibacanya, menjadi saksi bisu akan kebiadaban para pembunuh itu. Darah mengalir di atas Surat al-Baqarah yang sedang dibukanya.
Tak cukup hanya membunuh Utsman, mereka pun merampok harta yang ada di rumah Utsman. Perilaku sangat biadab.
Para shahabat terkejut. Ali bin Abi Thalib marah. Hingga dia mendatangi kedua putranya Hasan dan menamparnya, juga Husain dan memukul dadanya, “Bagaimana Amirul Mukminin bisa terbunuh, padahal kalian menjaga pintunya?”
Ali mendatangi rumah Utsman. Para pemberontak itu ingin membaiat Ali. Tapi Ali dengan marah berkata, “Demi Allah, saya malu membaiat orang-orang yang telah membunuh Utsman. Dan saya malu kepada Allah, dibaiat sementara Utsman belum dikubur.”
Mereka yang menghalalkan darah Utsman dinyatakan oleh para ulama sebagai kafir. Sementara yang tidak menghalalkan tetapi ikut berperan serta dalam kematian Utsman dinyatakan sebagai fasik (Utsman ibn Affan, ash-Shalabi, h. 186, MS). Sumber fitnah adalah Yahudi yang menyelusup ke dunia Islam untuk mengacaukan ketentraman dan kemakmuran muslimin serta kemajuan Islam.
Ali Dibunuh Orang Khawarij
Kelompok khawarij adalah sekte sesat di tubuh muslimin yang merasa benar dan dekat dengan Allah serta mengkafirkan muslimin lainnya yang tidak sepaham dengan mereka, hingga para shahabat seperti Ali sekalipun. Kelompok ini telah diingatkan oleh Nabi saat beliau masih hidup. Pemahaman yang dangkal yang berbalut semangat adalah penyebabnya. Secara dzahir, mereka sangat meyakinkan sebagai seorang muslim dengan ibadah-ibadah yang mereka lakukan. Tetapi mereka adalah kelompok sesat.
Zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib, kelompok ini diperlakukan dengan sangat bijak oleh Ali. Dialog ilmiah dibangun dengan sangat baik oleh Ali, hingga keputusan yang sangat ilmiah dan tidak terbawa emosi. Tetapi saat mereka menumpahkan darah, meneror masyarakat muslim dan merampok, terpaksa Ali sebagai pemimpin negara harus melakukan perlawanan. Perang Nahrawan pun meletus antara Ali dan kaum khawarij.
Sesungguhnya saat Ali mengetahui kaum khawarij telah melakukan teror, dia tidak langsung memerangi tetapi meminta agar mereka menyerahkan para pembunuh untuk dihukum. Tetapi mereka justru berkata: kami semua pembunuhnya. Maka Ali pun membawa pasukan yang semula hendak dibawa ke Syam, untuk memerangi kaum Khawarij di Nahrawan pada Bulan Muharram 38 H.
Perang Nahrawan, benar-benar meninggalkan luka yang sangat dalam di hati orang-orang khawarij. Dari seribu pasukan yang mereka miliki, tidak ada yang tersisa kecuali hanya sekitar 10 orang yang lari dari medan perang. Sementara dari pihak Ali korbannya sekitar 12 orang. (Lihat: Ali ibn Abi Thalib, ash-Shalabi, 2/351-356, MS)
Dendam kaum khawarij tidak mati. Pertemuan rahasia antara 3 orang khawarij (Abdurahman bin Muljam, Burak bin Abdillah, Amr bin Bakr at-Taimi) membicarakan keadaan negara dan balas dendam mereka atas kematian teman-teman mereka di perang Nahrawan. Mereka sepakat untuk membunuh orang-orang yang mereka anggap sebagai pemimpin kafir; Abdurahman bin Muljam akan membunuh Ali bin Abi Thalib, Burak akan membunuh Muawiyah dan Amr bin Bakr akan membunuh Amr bin Ash.
Pada Hari Jum’at Shubuh di Bulan Ramadhan 40 H, Abdurahman bin Muljam beserta teman-temannya yang telah bersembunyi semalaman mencoba membunuh Ali.
Pedang Abdurahman bin Muljam meninggalkan luka sangat serius di kepala Ali. Kepala kedokteran Atsir bin Amr as-Sukuni menyatakan bahwa lukanya sudah tidak mungkin diobati dan akan menyebabkan kematian. Ali hanya bertahan 3 hari setelah terluka itu dan kemudian meninggal pada tanggal 21 Ramadhan 40 H. (Lihat: Ali ibn Abi Thalib, ash-Shalabi, 3/188-194, MS)
Umar bin Abdul Aziz Diracun oleh Lawan Politiknya
Umar bin Abdul Aziz yang mengagumkan. Kepemimpinan dan karya peradabannya belum pernah ada yang bisa menyainginya. Hanya dalam 29 bulan, negeri menjadi makmur, sejahtera dan keadilan ditegakkan. Setelah kemiskinan merajalela, pesta pora penguasa dan kedzaliman selalu menimpa rakyat jelata.
Semua rakyat senang. Negeri muslim yang sangat besar ketika itu sangat berbahagia di bawah pemimpin adil Umar bin Abdul Aziz.
Tetapi ada yang tidak senang. Ada yang marah. Mereka adalah para mantan pejabat sebelum Umar bin Abdul Aziz menjabat. Mereka dulu menikmati dunia dan harta kemewahan dengan luar biasa di atas air mata dan darah rakyat.
Di zaman Umar bin Abdul Aziz, para pejabat Bani Umayyah itu benar-benar mati kutu. Tidak bisa berkutik. Mereka harus mengembalikan semua harta, tanah dan kedzaliman yang selama ini mereka lakukan terhadap rakyat.
As-Suyuthi (Tarikh khulafa’ 1/215, MS) dan Ali ash-Shalabi (Umar ibn Abdil Aziz, 4/198, MS) menyebutkan bahwa penyebab kematian Umar bin Abdul Aziz adalah diracun oleh para mantan pejabat Bani Umayyah.
Imam Mujahid berkata: Umar bin Abdul Aziz bertanya kepada saya: Apa pendapat masyarakat tentang keadaan saya sekarang?
Mujahid: Mereka berkata bahwa Anda terkena sihir.
Umar: Saya tidak terkena sihir. Tetapi saya sungguh tahu kapan saya diracun.
Umar kemudian memanggil seorang pembantunya (seorang budak) dan berkata kepadanya: Celakalah dirimu, mengapa kamu memberiku racun?
Pembantu itu berkata: Seribu dinar dan dibebaskan dari perbudakan.
Umar: Berikan ke saya uangnya.
Pembantu itu memberikan uang dan Umar bin Abdul Aziz menyerahkannya ke baitul mal. Dan Umar berkata kepada pembantunya: Pergilah ke tempat yang tidak dilihat seseorang.
Bahkan Rasul SAW pun Diracun oleh Yahudi…
Nabi SAW sendiri yang menyampaikan kepada Ummul Mukminin Aisyah tentang penyebab sakitnya, “Wahai Aisyah, aku masih merasakan sakitnya makanan yang aku makan di Khaibar. Dan sekarang aku rasakan putusnya urat nadiku karena racun tersebut.” (ar-Rahiq al-Makhtum, h. 465, MS)
Racun yang dimaksud Nabi SAW adalah racun pada daging kambing yang dibubuhkan oleh Zainab binti al-Harits, istri salah seorang tokoh Yahudi Sallam bin Misykam. “Kalau kamu Nabi, maka kamu pasti tidak akan terkena racun itu, tetapi kalau kamu raja maka saya telah membuat istirahat masyarakat (dengan kematianmu),” begitu jawaban wanita yahudi itu ketika ditanya Nabi mengapa ia meracuni Nabi. (Sulwah al-Katsib, Ibn Nashiruddin ad-Dimasyqi, h. 11, MS)
Peristiwa tersebut terjadi di Khaibar setelah muslimin berhasil menaklukkan kota terakhir Yahudi di Jazirah Arab tersebut tahun 7 H.
Dicari Pemimpin Adil yang Berani Mati..!
Abu Bakar dalam sebuah riwayat meninggal karena diracun oleh yahudi.Umar bin Khattab meninggal karena ditusuk oleh Majusi.Utsman bin Affan meninggal dibantai oleh orang kafir dan muslim fasik.Ali bin Abi Thalib meninggal dengan pedang tokoh kelompok sesat khawarij.Umar bin Abdul Aziz meninggal diracun oleh para pejabat lama yang marah.Dan,Rasulullah SAW meninggal karena sakit yang disebabkan oleh racun yahudi
Pesan sejarah sangat kuat bagi para pemimpin yang adil. Memang kematian tidak boleh diharapkan, ia akan datang pada saatnya tiba. Kematian adalah rahasia Allah. Tetapi para pemimpin adil dalam sejarah Islam, mati dengan semua cara tragis di atas. Bahkan pimpinan mereka semua, Rasulullah sang pemimpin agung pun mati dengan cara yang juga mirip.
Pantas! Jika pemimpin adil dijanjikan Allah perlindungan di akhirat dan Surga. Karena pemimpin adil artinya berhadapan dengan semua bentuk kedzaliman dan kejahatan yang bisa jadi telah dilakukan secara kolektif bahkan sistemik. Tentu nyawa bisa dipertaruhkan untuk mendobrak kedzaliman yang sedemikian besarnya.
Bagi para pemimpin yang mau menegakkan keadilan, tidak usah memilih cara matinya. Tetapi persiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi kematian mulia itu. Walau terlihat tragis.
***Sedang dicari, pemimpin yang berani mati dalam menegakkan keadilan...


♥♥♥ :: ♥|LIKE|SHARE|COMMENT Navigate jasin ::. ツ ♥♥♥

-sahabatmu aiman-
*WishUmyNakama*

Khamis, 5 Disember 2013

Kelajuan Pergerakan Cahaya Mengikut Kiraan Al-Quran (Menarik)

Kelajuan Cahaya, kecepatan gelombang elektro magnetic yang tercepat di alam ini, iaitu: 299792.5 km/saat, yang baru diketahui abad 20, namun telah termaktub dalam Al-Quran sejak lebih 1400 tahun yang lalu.
Mungkin saudara-saudarai pernah tahu jika konstant C, atau kecepatan cahaya yaitu kecepatan paling pantas di alam maya ini diukur, dihitung atau ditentukan oleh berbagai institusi berikut:
US National Bureau of Standards, C = 299792.4574 + 0.0011 km/saat

The British National Physical Laboratory, C = 299792.4590 + 0.0008 km/saat
Persidangan ke-17 tentang Penetapan Ukuran dan Berat Standard: ”Satu meter adalah jarak tempuh cahaya dalam ruang vacum selama jangka waktu 1/299792458 saat”.
Sekarang, mari kita tengok apa yangg Al-Quran tulis tentang kecepatan cahaya.
Qs. 10 Yunus: 5. Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (jalan-jalan) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan. Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan haq. Dia menjelaskan tanda-tanda kepada orang-orang yang mengetahui.

Qs. 21 Anbiyaa: 33. Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.

Qs. 32 Sajdah: 5. Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu
Sekarang, mari kita perhatikan dengan seksama.
Jarak yang dicapai “Sang urusan” selama 1 hari = jarak yang ditempuh bulan selama 1000 tahun atau 12000 bulan.
C . t = 12000 . L
dimana : C = kecepatan Sang urusan
t = waktu selama satu hari
L = panjang rute edar bulan selama satu bulan
Sekarang, sistem kalender telah diuji mendapatkan nilai C yang sama dengan nilai C yang sudah diketahui setelah pengukuran.
Ada dua jenis sistem kalender bulan:
1. Sistem sinodik, didasarkan atas penampakan semu gerak bulan dan matahari dari bumi.
1 hari = 24 jam
1 bulan = 29.53059 hari
2. Sistem sidereal, didasarkan atas pergerakan relatif bulan dan matahari terhadap bintang dan alam semesta.
1 hari = 23 jam 56 minit 4.0906 saat = 86164.0906 saat
1 bulan = 27.321661 hari
Bulan kembali ke posisi semula tepat pada garis lurus antara matahari dan bumi. Periode ini disebut “satu bulan sinodik”
Selanjutnya perhatikan rute bulan selama satu bulan sidereal, Rutenya bukan berupa lingkaran seperti yang mungkin anda bayangkan melainkan berbentuk kurva yang panjangnya L = v . T.
Dimana:
v = kecepatan bulan
T = periode revolusi bulan
= 27.321661 hari
a = 27.321661 days/365.25636 days x 360° = 26.92848°
Ada dua tipe kecepatan bulan :
1. Kecepatan relatif terhadap bumi yang bisa dihitung dengan
rumus berikut: ve = 2 . p . R / T
dimana R = jari-jari revolusi bulan = 384264 km
T = periode revolusi bulan = 655.71986 jam
Jadi ve = 2 * 3.14162 * 384264 km / 655.71986 jam
= 3682.07 km/jam
2. Kecepatan relatif terhadap bintang atau alam semesta. Yang ini yang akan diperlukan. Einstein mengusulkan bahwa kecepatan jenis kedua ini dihitung dengan mengalikan yang pertama dengan cosinus a, sehingga: v = Ve * Cos a
Dimana a adalah sudut yang dibentuk oleh revolusi bumi selama satu bulan sidereal
a = 26.92848°
Bandingkan C (kecepatan sang urusan) hasil perhitungan dengan nilai C (kecepatan cahaya) yang sudah diketahui !
Jika:
L = v . T
v = Ve * Cos a
Ve = 3682.07 km/jam
a = 26.92848°
T = 655.71986 jam
t = 86164.0906 saat
Maka:
C . t = 12000 . L
C . t = 12000 . v . T
C . t = 12000 . (Ve * Cos a) . T
C = 12000 . ve . Cos a . T / t
C = 12000 * 3682.07 km/jam * 0.89157 * 655.71986 jam / 86164.0906 saat
C = 299792.5 km/det
Sekarang,,, mari kita bandingkan antara perhitungan yg ditulis Qur’an dengan perhitungan abad 20.
Qur’an ————————————-> C = 299792.5 km/saat
US National Bureau of Standards, ———-> C = 299792.4574 + 0.0011 km/saat
The British National Physical Laboratory, C = 299792.4590 + 0.0008 km/saat
Persidangan ke-17 tentang Penetapan Ukuran dan Berat Standar: ”Satu meter adalah jarak tempuh cahaya dalam ruang vacum selama jangka waktu 1/299792458 detik”.
Kesimpulan dari Profesor Elnaby:
“Perhitungan ini membuktikan ketepatan dan konsistensi nilai konstanta C hasil pengukuran selama ini dan juga mnunjukkan kebenaran AlQuranul karim sebagai wahyu yang patut dipelajari dengan analisis yang tajam karena penulisnya adalah ALLAH, Sang Pencipta Alam Semesta Raya.”
Elnaby, M.H, 1990, A New Astronomical Quranic Method for The Determination of The Greatest Speed C
Fix, John D, 1995, Astronomy, Journey of the Cosmic Frontier, 1st edition, Mosby-Year Book, Inc., St Louis, Missouri
Qur’anul Kariim, 611 M, ALLAH Azza Wa Jalla, Pencipta Alam Semesta Raya
Qur’an Surat 32 Sajdah:
1. Alif laam miim
2. Turunnya Al-Quran yang tidak ada keraguan di dalamnya, (adalah) dari Tuhan semesta alam.
3. Tetapi mengapa mereka mengatakan: “Dia Muhammad mengada-adakannya.” Sebenarnya Al-Quran itu adalah kebenaran dari Rabbmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; Mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk.
4. Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di ‘Arsy. tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak seorang pemberi syafa’at. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan?
5. Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu
Jadi,,, 1 bukti lagi… Islam — TERBUKTI BENAR…
Adakah dalam kitab agama lain yg boleh menjelaskan soalan kecepatan cahaya ini???
Qs.4 Nisaa’:82. MAKA APAKAH MEREKA TIDAK MEMPERHATIKAN AL-QUR’AN? KALAU SEKIRANYA AL-QURAN ITU BUKAN DARI SISI ALLAH, TENTULAH MEREKA MENDAPAT PERTENTANGAN YANG BANYAK DIDALAMNYA.
————————————————
The greatest speed C, denoting the velocity of light in vacuum, is hinted at in two glorious Quranic verses relating this fundamental universal contant C with the motion of the Earth-Moon system.
A new relativistic interpretation of this Quranic relation gives C=299792.5 km/s in an extremely marvellous agreement with the accepted international value. This astonishing result emphasises the unity of the physical world, the validity of the special theory of relativity and the authenticity of the Glorious Quran for unbelievers.
Introduction:
The velocity of light C in vacuum belongs to a small group of the fundamental constants; however, it occupies an outstanding position even within this group. First of all, it is encountered in very different branches of physics. It will come as no exaggeration if one says the story of the determination of the velocity of light is a concise history of physics. And this story has not come to an end yet.
From the ancient Greeks down to the Middle ages, the speed of light was believed to be infinite. Aristotle believed that light propagates instantly!. In the eleventh century, an Arabic scientist Alhassan suggests that light travels at a finite speed.
Galileo (1600) tried this speed but he Eailed saying that light is extraordinarily rapid(l). Roemer (1676) was the first measuring C using the eclipses of the Jovian satellite Io. He obtained an inaccurate value of C (215000 km/s) because the diameter of the earth’s orbit was not known exactly.
Starting from 17th century, experiments show the progress of methods and techniques in the determination of the speed C as indicated in the following table (1). table 1
Froome’s value was considered to be the most accurate for a long period until 1983 when the modulated laser radiation interferometers were applied for the determination of C with great precision.
According to the US National Bureau of Standards(3): C = 299792.4574 + 0.0011 km/
and according to the British National Physical Laboratory C = 299792.4590 + 0.0008 km/s
A basically new definition of the metre was accepted in October 1983 at the 17th General Conference on Measures and Weights(3):
“The metre is the length of the path travelled by light in vacuum during a time interval of
1/299792458 of a second”.
The Fixation of the value of C after the formation of the new definition of the meter does not mean yet the end of the story of this fundamental constant C. There are numerous other questions dealing with the realtion between this multifarious, enigmatic constant C and the theory of Relativity.
Recalling the second postulate of the special theory of relativity declared by Albert Einstein (1905):
“The velocity C of light in vacuum is the same in all inertial frames of reference in all directions and depend neither on the velocity of the source nor on the velocity of the observer”.
Pauli(4) (1958) said that the data on binary stars allowed us to consider this postulate of the constancy of the velocity of light to be almost certainly correct.
According to Einstein’s general theory of relativity (1917), the law of the constancy of the velocity C of light in vacuum can not claim any unlimited validity because the curvature of rays of light can only take place when the velocity of propagation of light varies with position!. Einstein(4) himself solved this contradiction between special and general relativity declaring in his paper written (1917):
“The results of the special relativity hold only so long as we are able to disregard the influence of gravitational fields on the phenomena”.
This validity condition of the second postulate of special relativity is considered in the present work because the constancy of the velocity C needs absolute space (vacuum). To attain vacuum in the Einstein’s sense of this word. it is not: sufficient just to eleminate from a volume of space every atom, molecule and particle, it is necessary also to get rid of the gravitational field. Therefore we have screened out the effect of the solar gravitational field on the geocentric orbital motion of the moon, which is considered here, according to the applied Quranic equation; as a standard measure reference for evaluating the greatest cosmic speed described in the Holy Quranic verses.
Lunar Orbital Motion described in Quran:
Fourteen centuries ago, the QURAN(5), i.e. .the Holy Book of Islamic Religion, was directed from GOD to all humanity through Prophet Mohammad, who lived in the Arabian Peninsula.
The ARAB people use the lunar system in their calculation of time. The Quran addressed them in the only language they could understand without upsetting their habits. GOD (in Arabic ALLAH: the ONE and Only GOD, the CREATOR) says in the Quran:
“GOD is the ONE who made the sun a shining glory and the moon a light and for her ordained mansions, so that you might know the number of years and the reckoning” (10:5)
The lunar year is twelve months, the month is defined recently as the time of one revolution of the moon in its orbit around the earth. God hints at such orbit in the Quran:
“GOD is the ONE who created the night, the day, the sun, and the moon. Each one is travelling in an orbit with its own motion” (21:33).
Here an essential scientific fact is clearly stated, namely, the existence of the earth’s, sun’so and moon’s orbits; besides, a reference is made to the travelling of these celestial bodies in space with their own motion! A new concept had therefore been established in the Quran, hundreds of years before it was discovered by modern science(6-7)
Today the concept of the lunar year is widely spread and, as we know, the moon is our nearest neighbour in space, and a companion to our planet. It is often said that the earth and moon form a twin-planet. As the moon orbits around the earth, the change in the relative positions of the moon, earth and sun cause the moon to show its phases(8-9). The time between consecutive new moons is 29.53 days and is called the synodic month.
During this time, however, the earth, and consequently the moon’s orbit, have travelled some way around the sun, so the position of the moon against the background of stars is different. ‘l;he time for the moon to return to the same position in the sky as viewed from earth is called the sidereal month (27.32 days) which represents the actual real net time of one revolution in the moon’s orbit. This orbit is almost circular having an average radius r=384264 km.
Fig. 1 describes the moon’s motion during a lunar month. Position A1 shows a new moon. Position B (about 2 weeks later than A1) illustrates the following full moon. Position A2 the moon has orbited the earth once (with respect to an apparently fixed star). Thus one sidereal period (27.32 days) has elapsed since position A1. The next new moon does not occur until position A3 where the moon has once again lined up with the sun. Thus one lunar synodic period (29.53 days) has elapsed since position A1.
Referring to the Quranic verse (10:5), we notice that it discriminates between the apparent synodic period for knowing the number of years and the real sidereal period for reckoning in scientific calculations. These two systems of measuring time are now given in the text books of Astronomy as indicated(l،) in table 2:
Table (2) Lunar month and terrestrial:day
Period Siderial Synodic
Lunar Month T 27.321661 days = 655.71986 hours 29.53059 days
Terrestrial day t 23 h, 56 min 4.0906 sec = 86164.0906 sec 24 hours = 86400 sec
The aim of this work is to determine the value of the greatest speed mentioned in the following relativistic Quranic verses. In these verses the sideral system should be used for both the lunar month and the terrestrial day as accurate measured periods (with respect to a distant apparently fixed star).
A New Relation in the Earth-Moon System:
The length of the moons’ orbit L and the time t of one terrestrial day are correlated in a marvellous Quranic verse which describes a universal constant velocity of a certain cosmic affair as follows:
“GOD rules the cosmic affair from the heavens to the earth. Then this affair travels, to Him (i.e. through the whole universe) in one day, where the measure is one thousand years of your reckoning”(32:5)
the Quranic expression “of your reckoning” leaves no doubt as to our understanding of the year as the lunar year.
The verse begins with a reference to a certain “cosmic affair” which GOD creates and commands. This affair travels, permanently through the whole universe between the heavens and the Earth, so speedily that it crosses in ONE DAY a maximum distance in space equivalent to that which the moon passes during ONE THOUSAND LUNAR YEAR (i.e. during 12000 Sidereal months). The question which pause.; itself now is: what could this cosmic affair be? and what is its greatest velocity as expressed in this Quranic equation?.
To answer this question. The above Quranic verse has been understood** in terms of the following equation:
Distance crossed in vacuum by the universal cosmic affair in Osle sidereal day = length of 12000 revolutions of the moon around the earth.
.:. Ct = 12000 L .
where:
C is the velocity of the cosmic affair,
t is the time interval of one terrestrial sidereal day kefined as the time of one rotation of the earth. about its axis (relative to the stars). i.e. 23 hr, 56 min, 4.0906 sec = 86164.0906sec. )
L is the inertial distance which the moon covers in c-o revolution around the earth during one sidereal month i.e. L is the net length of the moon’s orbit due to its own geocentric motion, without the interference of its spiral motion causec by the earth’s revolution around the sun, i.e. _ is the lunar orbit length excluding the effec- of the solar gravitational field on the measured value.
Let V is the measured average orbital velocity of the moon deduced from the average radius R of the lunar geocentric orbit tas measured from an orbiting earth during its heliocentric motion)
.:. V=2 Pi *R/T………………………………
…………….(2)
substituting R = 384264 km and T = the siderial lunar month = 655.71986 hr
.:. V= (2X3.l4l6x384264 )/ 655.71986= 3682.07 km/hr
This value is given in all text books of astronomy and is accepted by NASA.
Let @ (Fig. 1) is the angle travelled by the earth moon system around the sun during one sidereal month of period 27.321661 days. We can calculate @ if we take into consideration the period (365.25636 days)of one heliocentric revolution (1 year) of the earth-moon system (Fig.l).
@ = 27.321661*360/365.25636= 26,92848
Thus @ is a characteristic constant of this system depending on uniformperiods of the month and the year.
Since the presence of the sun changes the geometrical properties of space and time , we must screen out its gravitational effect on the earth moon system according to the validity condition of the second postulate of special relativity, i.e. we must only consider the lunar geocentric motion without the heliocentric motion of the earth-moon system. Thus a velocity component VO=V cosO representing the net orbital velocity of the moon as shown in fig. (1) is introduced for calculating the net length L of the lunar orbit assuming a stationary earth.
.:. L = V cos @ T ……………………. (3)
From equation (1) and (3) we get a new Quranic relation for the earth moon system:
Ct= 12000 V cos @T…………………………….(4)
.:. C =12000 V cos @ T/t………………………..(5)
substituting the sidereal values of the periods t and T from table (2), the NASA value of the measured orbital lunar velocity V = 3682.07 km/hr., and the calculated yalue of cos@ = cos 26.92848 = 0.89157, we get the velocity of the cosmic affair from eq. 5 as expressed in the Holy Quran.
C=12000 x 3682.07 x 0.89157 x 655.71986/86164.0906
.:. C = 299792.5 km/s
Referring to table (1) and the international value of C = 299792.458 km/s we find an extremely marvellous agreement. Thus we conclude that the cosmic affair, mentioned in the previous Quranic verse, is identical to LIGHT and all similar cosmic affairs travelling in vacuum with this maximum speed such as:
all types of electro magnetic waves propagating between the heavens and the earth, the expected Gravitational waves spreading all over the universe, and all particles travelling in this cosmic greatest spead such as neutrinos.
It is very interesting to mention here the second Quranic verse that hints at the same relativistic Quranic equation in the earth-moon system: God Most High said:
“A day in the sight of thy Lord is like a thousand years of your reckoning” (22:47)
Thus both relativistic Quranic equations emphasise the obtained value of the greatest speed C and show that C is a permanent absolute constant. Actually there have been no scientific evidence that the value of C can change in time as yet.
The constancy principle of special relativity is confirmed in the present work, which correlates also the speed of light C in vacuum with the celestial mechanics of the earth-moon system. Referring to equation (4) and substituting the velocity V from eq. (2), we find that the average radius of the moon.
R = [C/12000x2 Pi Cos@]*t………………….(6)
.:. “The average radius R of the lunar orbit is directly proportional to the period of one terrestrial sidereal day t.”.
This new law deduced in the present work is important so far as it confirms the law of conservation of momentum in the Earth-Moon system. Moreover it implies the influence of the tidal effect and the gravitational change factor on the this system.
According to Dirac’s cosmology, the universal gravitational constant G must be variable in time! i.e., it decreases with the age Tv of the universe according to Diracs equation:
G=[e^4/(m*e^2pC^3)]*1/T………………………..(7)
where e the electronic charge, m and p are the masses of the the electron and proton respectively. Also according to Newtons law, the gravitational changes affect the radius R of the lunar orbit as indicated in the following equation(ll)
R=[h^2/m^2*M]*1/G……………………………..(8)
where h is the angular momentum of the moon about the earth, m and M are the masses of the moon and earth respectively. Since h,m and M remain unchanged with time, the radius R is inversely proportional to G. Correlating the last three equations, further studies in Cosmology may be prompted and facilitated.
Conclusion:
It is both important and interesting to find a new astronomical relationZ between the radius of the lunar orbit R and the time t of one terrestrial day deduced according to a new relativistic interpretation of a cosmic Quranic verse alluding to the greatest universal speed identical to the velocity C of light in vacuum.
It is so awesome to find unity in the complex of phenomena, that at first sight appear to have nothing in common. This work proves the universality and constancy of the fundamental constant C as the Greatest Cosmic Speed and reveals the Glorious Quran as a Holy Book worth studying with meticulous analysis since its author is the CREATOR of the Universe.
———————————
Jadi, dalam soalan ini kita TIDAK BICARA TENTANG KEYAKINAN, tapi kita paparkan BUKTI KEBENARAN.
Untuk membuktikan sebuah agama benar, maka tidakk boleh dilihat dari kesalahan ummatnya, kerana ummat tetaplah manusia yg tak sempurna...
Kongsikan pada semua...
♥♥♥ :: ♥|LIKE|SHARE|COMMENT Navigate jasin ::. ツ ♥♥♥
-sahabatmu aiman-
*WishUmyNakama*